Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Menerapkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

Usia 20 tahun-an adalah usia dimana kebanyakan individu berusaha untuk mengembangkan diri, menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat disekitarnya, dan menjadi bermanfaat untuk orang lain. Proses ini kadang berjalan tanpa hambatan, namun tak jarang menemui banyak tantangan. Lulus sekolah dengan nilai baik, mengharapkan pekerjaan yang layak, dan memikirkan siapa pendamping hidup yang akan menemani, mendorong teman-teman milenial menjadi "tidak stabil". Kebingungan kerap kali melanda akan pilihan-pilihan hidup dan masa depan ada digenggaman masing-masing individu. Hal inilah yang disebut "Quarter Life Crisis".

Gaya hidup tak sehat seperti jarang berolahraga, merokok, minum minuman beralkohol, dan jarang mengonsumsi sayur dan buah, menyebabkan raga menjadi tidak bugar dan gampang stres. Belum lagi tuntutan hidup ideal yang terpampang di sosial media makin membuat rasa tidak bersyukur, takut, dan bingung menjadi bertambah. Rendah diri dan depresi mau tak mau akan menghampiri, hingga hidup tak lagi bersemangat.

Isu kesehatan mental utamanya depresi, hari ini menjadi isu penting dikalangan masyarakat. Mulai dari generasi milenial hingga orang tua, pun dari berbagai macam profesi seperti artis, politisi, tenaga pendidik, bahkan siswa sekolah dasar bisa mengalami depresi. Dalam hal ini Quarter Life Crisis juga menjadi salah satu penyebab dari depresi khusunya bagi generasi muda yang sedang giat-giatnya menata masa depan. 

Tahukah teman bahwa depresi merupakan salah satu jenis Penyakit Tidak Menular (PTM)? Mengutip dari artikel depkes.go.id (18/08/2011) penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang salah satunya adalah depresi. Sedangkan dilansir oleh Womantalk.com (19/11/2017) berdasarkan penelitian Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Maryland, depresi bisa menyebabkan resiko kematian dini. Depresi juga menghambat individu menjadi tidak produktif menjalani hidup.a

Namun jangan khawatir teman, pemerintah Republik Indonesia mempunyai solusi untuk masalah Quarter Life Crisis agar tidak berkembang menjadi depresi mendalam. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang disingkat menjadi GERMAS adalah program yang dapat diterapkan dikehidupan masyarakat Indonesia khususnya dalam berkegiatan sehari-hari. GERMAS dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk memasyarakatkan pola hidup bersih dan sehat guna mendukung program infrastruktur dengan basis masyarakat. GERMAS dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia sendiri yaitu Joko Widodo yang diatur dalam Inpres No. 1 Tahun 2017. 

Adapun 7 langkah gerakan hidup sehat, antara lain:

Melakukan Aktivitas Fisik 

Aktivitas fisik tidak melulu olahraga yang berat ya teman. Hal yang paling sederhana seperti membantu orangtua juga dapat disebut aktivitas fisik. Menyapu halaman, mengepel lantai, mencuci mobil, bersepeda, berjalan-jalan santai, dapat membantu melatih tubuh agar aktif berkegiatan sehingga tulang dan sendi terbiasa beraktifitas juga membuang kalori dalam tubuh. 

Makan Buah dan Sayur

Makan buah dan sayur membantu memenuhi kebutuhan tubuh manusia akan air dan vitamin. Buah dan sayur juga mengandung serat sehingga sistem pencernaan menjadi lancar. Konsumsi buah dan sayur juga bisa membuat kulit tubuh menjadi halus dan kenyal, sehingga terbebas dari masalah kesehatan kulit seperti jerawat, komedo, dan penuaan dini. Manfaat lainnya, makan buah dan sayur lokal dapat membantu petani dalam negeri secara finansial maupun mental karena buah dan sayur yang ditanam disukai oleh masyarakat dalam negerinya sendiri.

Tidak Merokok

Kesadaran untuk tidak merokok bukan hanya menyehatkan bagi tubuh sendiri juga menyehatkan lingkungan sekitar akibat asap rokok. Asap rokok yang dihasilkan pengguna menurut Alodokter.com (28/08/2017) dapat meningkatkan resiko aterosklerosis atau pengerasan pembuluh arteri, jantung koroner, pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran dan kondisi bayi lahir mati, sedangkan bagi anak-anak bisa menyebabkan asma dan infeksi THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan).

Tidak Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol selain menyebabkan kerusakan otak dan masalah pada sistem pencernaan, juga berdampak negatif bagi kehidupan sosial manusia. Bagaimana tidak? Ketika teman mengonsumsi alkohol, diri menjadi tidak terkontrol dan tanpa sadar melakukan tindakan negatif seperti berucap kata-kata tidak baik hingga melakukan tindakan kriminal. Selain berbahaya untuk orang lain, juga menghancurkan masa depan sendiri bukan?

Melakukan Cek Kesehatan Berkala

Mengetahui kondisi kesehatan diri penting agar kita mengetahui apa yang tubuh kita sedang alami. Melakukan cek kesehatan berkala dapat mencegah penyakit menular maupun tidak menular secara dini agar tidak berkembang semakin parah. Selain cek kesehatan berkala jangan lupa juga donor darah secara berkala ya teman, selain menurunkan resiko kanker dan menurunkan berat badan, donor darah juga bermanfaat bagi oranglain yang membutuhkan. Membantu sesama juga bisa membuat hati jadi lebih bahagia bukan?

Menjaga Kebersihan Lingkungan

Sadar lingkungan sudah harusnya menjadi ciri dari generasi milenial zaman now. Teman, selain membuang sampah pada tempatnya, hemat energi, ikut bekerja bakti, dan menerapkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kebersihan lingkungan juga dapat dimulai dengan mengurangi penggunakan kantong plastik. Mnejaga kebersihan lingkungan selain mencegah bakteri dan kuman berevolusi, juga membuat hati tentram melihat kebersihan lingkungan sekitar. 

Menggunakan Jamban
Menggunakan jamban saat buang air berarti juga kita telah mencegah penyakit menular tersebar di lingkungan sekitar. Bagaimana? Dua pulau terlampaui bukan? Penyakit menular dan tidak menular teratasi secara bersamaan saat kita memperhatikan sanitasi lingkungan.

Ketujuh langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tersebut apabila dijalani dengan senang hati, selain menyehatkan badan juga membantu bagi khususnya teman-teman yang mengalami Quarter Life Crisis. Pikiran menjadi lebih fokus dan disiplin dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Hidup menjadi lebih terarah dan produktivitas diri meningkat. Tidak ada kata "galau" lagi untuk masa depan. Melalui penerapan GERMAS, anak muda akan semakin sehat dan kreatif dalam memunculkan ide maupun gagasan untuk negeri yang lebih baik. Akhirnya Quarter Life Crisis dapat dicegah sebab memiliki tubuh yang sehat, jiwa yang kuat, dan lingkungan yang nyaman.

Mari kita bersama-sama menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Wujudkan Indonesia Sehat khususnya bagi generasi penerus bangsa, generasi muda Indonesia, yang tidak hanya kreatif namun juga sehat lahir dan batin. 

Laboratory Hacks Ala Safira

Hai teman-teman!
Alhamdulillah akhirnya nulis lagi setelah sekian lama gak sempat nulis blog.
Oh iyaa, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin, selamat idul fitri 1440 H kawan!

Postingan yang lalu saya sempat menulis tentang tips dan trik nge-lab bakteri ala safira, nah kali ini saya punya trik lain buat teman-teman yang sedang penelitian di laboratorium terutama yang berhubungan dengan mikrobiologi. 

Teman-teman pernah tidak merasa bingung karena keterbatasan alat yang dapat dipinjam di laboratorium kampus, mau beli tapi alat lab terlalu mahal, sedangkan sampel-sampel yang harus diujikan banyak banget. Berikut beberapa trik laboratorium yang pernah saya lakukan agar penelitian berjalan lancar (dan supaya cepat lulus juga yaaa)

Mengganti Gelas Ukur dengan Suntik Disposable Syringe
Kawan jangan khawatir kalau tidak ada gelas ukur di laboratorium. Gelas ukur biasanya dipergunakan untuk menakar cairan yang akan dicampurkan dengan cairan lainnya. Gelas ukur biasanya terbuat dari kaca pyrex yang harganya lumayan mahal. Oleh karena itu kita bisa mengganti gelas ukur dengan suntik disposable syringe. Kelebihan menggunakan suntuk disposable syringe, selain sekali pakai, juga memiliki tingkat ketelitian yang tidak kalah dengan gelas ukur, juga dapat menjaga agar sample tetap steril.

Mengganti Tabung Reaksi dengan Botol Vial Film
Apabila teman-teman memiliki banyak sampel yang harus dikerjakan, contohnya seperti harus melakukan pengenceran 10 sampel cairan dengan pangkat 9 pengenceran, pastinya teman-teman membutuhkan lebih dari 50 tabung reaksi. Tabung reaksi bisa diganti dengan botol vial film yang terbuat dari plastik dan harganya murah. Jangan khawatir, vial film bisa disterilisasi dengan autoklaf (tidak meleleh). 

Menghitung Koloni Bakteri dengan Manual Hand Counter
Khusus buat teman-teman yang melakukan penelitian tentang bakteri sementara tidak ada colony counter di laboratorium, maka teman-teman bisa menggunakan manual hand counter. Manual hand counter membantu teman-teman untuk menghitung koloni bakteri dengan cara menekan tombol berulang kali. 

Melakukan Metode Spread Plate dengan Bantuan Kapas Steril
Nah teman-teman yang melakukan penelitian bakteri pun juga pasti tau dong apa itu spread plate? Biasa metode ini dilakukan dengan menuangkan cairan diatas media padat lalu diratakan dengan stik L. Namun seringkali cairan yang diratakan dengan stik L kurang "kesat" sehingga kontaminasi tumbuh disekitar media. Langkah spread plate dapat dilakukan dengan cara berbeda yakni dengan menggunakan kapas steril lalu dicelupkan ke dalam suspensi bakteri (sekedar basah) lalu dioleskan diatas media padat secara merata. 

Menyemprotkan Alkohol 90% di LAFC yang Rusak
LAFC mempunyai 2 komponen penting yang berfungsi untuk sterilisasi kabinetnya yaitu blower dan sinar UV. Apabila salah satunya rusak maka teman-teman bisa menyemprotkan alkohol 90% sesering mungkin saat melakukan penanaman atau kegiatan in vitro di dalam LAFC.

Yap sekian dulu trik laboratoriumnya ya. Tetap semangat kerja di laboratorium, dan buat kamu yang sedang mengerjakan penelitian di lab, semoga cepat tuntas dan mendapatkan data yang bagus. Terimakasih, wassalamualaikum!

Membangun Percaya Diri dan Pantang Menyerah Sebagai Awal Kesuksesan Meniti Karir

Hai, selamat datang! Perkenalkan nama saya Safira Rizka Lestari, hari ini saya berstatus masih sebagai mahasiswa semester 8 di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya, yang sebentar lagi apabila Tuhan mengizinkan akan segera lulus. Perjalanan saya sebagai mahasiswa di perantauan membuat saya sangat ingin mengeksplor diri saya sendiri demi mengetahui siapa sih saya sebenarnya?

Berbagai kegiatan saya ikuti dan tekuni, mulai dari organisasi intra kampus, perlombaan antar mahasiswa baik akademis maupun non akademis, hingga mencoba berwirausaha. Semuanya memiliki tantangannya masing-masing. Contohnya saja pada saat saya bergabung dengan kepanitiaan suatu acara yang secara kolosal melibatkan seluruh civitas akademi serta mengundang banyak tamu-tamu penting berskala nasional, saat itu saya diajarkan berdisiplin dan berani mengungkapkan ide didepan khalayak umum. Pun saat saya ditantang untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah saya harus benar-benar matang mempersiapkan segala sesuatunya dengan terperinci, sehingga tidak ada satupun materi yang tidak ilmiah. Sedangkan saat saya mulai belajar berwirausaha pertama kali dengan beberapa teman, saya harus meyakinkan teman-teman saya bahwa tidak ada sesuatu pun yang tidak dapat dijual, semuanya tergantung pada cara kita berusaha.


Saya bersama teman-teman saat menerima penghargaan sebagai juara ke-2 lomba karya tulis ilmiah
Beberapa pengalaman tersebut, membentuk saya menjadi pribadi yang percaya diri dan pantang menyerah. Percaya diri dalam arti yakni percaya pada kemampuan diri sendiri dalam berpikir kreatif sehingga tidak ada jalan yang buntu saat kita mau terus berusaha. Ketika kita merasa percaya diri maka tumbuhlah sikap pantang menyerah. Percaya diri dan pantang menyerah harus selaras, agar seseorang dapat tetap teguh pendirian namun juga bisa mendengarkan pandangan dari orang lain tanpa meremehkan pendapat yang berbeda. Begitu pula halnya dengan pantang menyerah, apabila ia hanya sendirian, maka pantang menyerah tanpa akal yang rasional juga tidak akan membuahkan hasil yang optimal. 


Saya bersama teman-teman saat mendapatkan penghargaan ide usaha terbaik
Mahasiswa semester tua seperti saya, tentunya juga sudah berpikir tentang bagaimana kehidupan di masa depan, salah satunya adalah berkarir. Sepertinya tidak ada yang perlu ditakutkan apabila semasa sekolah, kita telah menempa diri kita dengan berbagai hal yang positif sehingga kita dapat memahami bahwa meniti karir adalah hal yang menantang dan menyenangkan. Tentunya proses meniti karir bukanlah hal yang akan mulus-mulus saja. Berbagai tantangan pasti akan menanti dalam jalan menuju kesuksesan. Namun dengan dua kunci - percaya diri dan pantang menyerah, saya pikir seseorang tidak akan putus asa dalam berjalan menuju kesuksesan. Jadi, tetaplah percaya diri dan pantang menyerah agar pikiran tetap positif dan raga menjadi semangat untuk terus berkarya.

Tips dan Trik Nge-Lab Bakteri Ala Safira

Selamat malam teman-teman!
By the way, sebagai pendahuluan saya akan memperkenalkan diri dan menjelaskan kenapa saya menulis artikel ini. Nama saya Safira, saya sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan bakteri  di laboratorium bakteriologi kampus saya tentunya. Beberapa teori dan praktek tentang how to treat the bacteria sudah saya pelajari saat praktikum, namun ada beberapa hal yang saya dapatkan bukan dari SKS kuliah saya yakni the art of making something alive. Teori-teori ilmu pengetahuan ternyata juga butuh kombinasi dari yang saya sebut “seni”. Seni yang kita ketahui hanya dari jam terbang atau seberapa sering kita melakukan hal tersebut (mungkin juga bisa disebut “mahir”). Baiklah, let’s straight to the point!

Cara membuat media padat sempurna.

Perlu pembaca ketahui, saya gagal membuat media padat sebanyak 3 kali. Trauma! Hahaha. Tapi tetap pantang nyerah dong. Media untuk bakteri umumnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu media padat dan media cair. Media padat contohnya adalah Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), King’s B, dan masih banyak lagi ( I swear!, apa lagi untuk media selektif bakteri). Sedangkan untuk media cair adalah Nutrient Broth (NB) dan lainnya. Ada juga sih di beberapa jurnal menyebutkan media semi padat, tapi mohon maaf saya belum pernah coba.

Kegagalan yang pernah saya alami adalah saat membuat media NA dan PCA. Both are very basic media for bacteria, dan saya gagal! What a cruel life. Kenapa saya gagal dalam membuat media PCA?
  1. Terdapat anjuran pembuatan PCA yakni 17,5 gram / liter lalu saya mengikuti anjuran itu tanpa memperhatikan merk dagangnya. Ternyata beda merk beda anjuran guys. Ada merk yang anjurannya 28,5 gram / liter dan ternyata merk yang saya gunakan butuh lebih banyak PCA (harusnya pakai anjuran yang 28,5 bukan yang 17,5).
  2. Kedua, saya benar-benar mencampurkan 1 liter aquades ke dalam anjuran gram tersebut, tanpa memperhitungkan tingkat kesalahan yang mungkin terjadi saat menimbang berapa gram media yang saya butuhkan (seharusnya medianya dilebihkan sedikit atau aquadesnya dikurangi sedikit).
Bedasarkan kedua sebab tersebut media PCA saya tidak karuan, setengah cair setengah padat. Terlebih saat di platting, malah seperti bubur. Sedih, tapi akhirnya bisa! 
Gambar 1. Contoh media PCA yang gagal

Kegagalan media yang kedua adalah ketika membuat NA. Media NA ini adalah media yang mutlak perlu bagi “anak bakteri” hahaha. Ketika awal masuk ke laboratorium, teman-teman saya sudah peringatkan “kalau buat NA harus pake tambahan agar teknis ya”. Namun dengan angkuhnya saya menolak dan berpikir “kan di pelajaran dulu gak ada ditambahin agar teknis lagi”. Ternyata kualitas NA itu beragam ya teman-teman, ada yang sangat memuaskan dengan harga fantastis, dan ada juga yang kulitasnya yaudahlah dengan harga yang murah. Kebetulan media yang saya gunakan mungkin kualitasnya ya biasa-biasa saja, sehingga tingkat kepadatannya pun biasa-biasa saja, dan saat di platting bisa tiba-tiba mencair dengan sendirinya. Oleh karena itu anjuran NA yang saya gunakan adalah 20 gram / liter ditambah 5 gram agar teknis / liter. Lalu akhirnya berhasil guys!

Cara supaya tidak kontaminasi

Sebenarnya ini hmmm, baiklah saya jelaskan.
Mencegah masuknya mikroorganisme lain yang tidak diinginkan merupakan hal yang sebenarnya sulit. Namun kita bisa memperhatikan dan menggunakan beberapa cara seperti berikut:
  1. Jangan irit alkohol 96%. Semprot alkohol 96% sebelum bekerja dengan si bakteri. Alkohol 96% bisa membunuh mikroba lain disekitar tempat kita bekerja.
  2. Mandi pagi dan berpakaian bersih. Jangan lupa perhatikan diri sendiri sebelum memperhatikan bakteri-mu ya! Mandi pagi, berpakaian bersih, serta mood yang baik bisa membantu bakteri yang kamu uji tumbuh dengan senang hati. Bukannya bakteri juga makhluk hidup? (pssst, mungkin juga dia punya perasaan).
  3. Masker dan sarung tangan steril. Jangan lupa untuk pakai masker dan sarung tangan yang steril (disposable).
  4. Perhatikan kelembaban cawan petri. Kalau ada titik-titik uap air di cawan petri, sebaiknya dibersihkan dulu dengan tisu ya teman. Titik-titik air bisa menjadi sumber kelembaban tempat bakteri lain (atau mikroba lain) tumbuh.
  5. Wrap your petri dish tightly! Tutup cawan petri dengan plastic wrap dengan rapat sehingga tidak ada celah bakteri masuk. Jangan lupa dekatkan sedikit cawan petri ke api bunsen saat wrapping.
 
Gambar 2. Foto diri sendiri pakai perlengkapan lab

Hati-hati saat Spread Plate

Terdapat beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, salah satunya adalah metode spread plate. Spread plate adalah menuangkan suspensi bakteri kurang lebih 100µl diatas media yang sudah padat lalu diratakan dengan menggunakan stik L. Perbedaannya dengan pour plate adalah suspensi bakteri dituangkan langsung ketika media masih cair sehingga nantinya suspensi bakteri tersebut akan memadat bersama media dalam cawan petri. Nah, berbiaca soal spread plate, hal yang perlu diperhatikan adalah saat meratakan bakteri dengan menggunakan stik L. Suspensi bakteri harus diratakan hingga permukaan media terasa “kesat”. Apabila teman-teman mebiarkan suspensi bakteri dalam keadaan “becek” atau belum menyerap, maka setelah beberapa hari inkubasi kemungkinan masih terdapat cairan di dalam cawan petri yang dapat mengundang kontaminasi dan menghalangi pengamatan bakteri.

Baiklah. Sekian dulu tulisan tentang per-lab-an ini. Kalau penelitian saya sudah selesai mungkin saya akan menulis tips dan trik part 2. Terimakasih sudah membaca! Semoga yang lagi skripsian, dilancarkan yaaaa!

Pentingnya Budaya Sadar Bencana Bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Perkenalkan saya Safira, 21 tahun, memiliki saudara laki-laki hiperaktif dan spektrum autis. Cukup sering saya mengantarkan adik saya bersekolah, lalu bertemu dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Anak berkebutuhan khusus dapat didefinisikan sebagai anak yang mengalami gangguan secara mental, emosi, dan fisik (Heward, 2003). Salah satu gangguan yang sering dijumpai adalah terpaku dalam satu hal, tertawa tidak pada tempatnya, tidak merasakan sakit, dan masih banyak lagi. Meski berkebutuhan khusus, mereka adalah anak-anak dengan kelebihan tersendiri yang seringkali dianugerahi daya ingat sangat baik (baca : cerdas), kemampuan berhitung diluar anak normal lainnya, atau dapat melihat benda tak kasat mata. 

Baru-baru ini, saya yang tinggal di Denpasar, Bali was-was dengan adanya bencana alam gempa bumi yang berpusat di Lombok Utara. Getaran gempa yang keras sangat terasa di kediaman saya. Tentunya adalah sesuatu yang tidak biasa bagi adik saya yang berkebutuhan khusus merasakan getaran gempa. Berlari-lari ia ketakutan sambil berteriak kebingungan. Keadaan seperti ini seringkali disebut “tantrum”. Tantrum ialah luapan emosi saat anak berkebutuhan khusus sedang merasakan amarah, sedih, senang, takut, atau pun dalam keadaan terkejut. Keadaan ini sangat membuat tidak kondusif, mengingat saat gempa bumi terjadi seharusnya kita bersikap sedemikian tenang agar mudah menyelamatkan diri. 

Namun beruntunglah kami adalah keluarga yang dapat bekerjasama dengan cekatan dan sabar menghadapi anak berkebutuhan khusus seperti adik saya. Terutama ibu saya dengan sigap memberikan pengertian dengan kata-kata yang mudah diingat oleh adik saya agar ia segara tenang dan tidak tantrum lagi. Pada dasarnya anak kebutuhan khusus adalah anak yang cerdas bukan? Oleh karena itu yang ibu saya lakukan adalah mengadakan kontak mata pada adik saya agar konsentrasinya tidak terpecah dan mengatakan “yang tenang” kepadanya. Lalu beberapa saat kemudian adik saya terdiam lalu beranjak keluar rumah bersama saya dan ayah. 

Anak berkebutuhan khusus dapat dilatih akan budaya sadar bencana secara bertahap, yakni dengan mulai dengan mencontohkan tindakan antisipasi saat ada bencana alam khususnya gempa bumi; tetap tenang, berbicara dengan jelas dan tegas serta memberikan contoh bagaimana harus keluar dari ruangan serta menghindari reruntuhan adalah yang bisa dilakukan untuk membiasakan anak berkebutuhan khusus dalam menghadapi gempa bumi. 

Bagi teman-teman yang memiliki sanak saudara berkebutuhan khusus seperti saya, hendaklah sabar dalam mengevakuasi saat terjadi gempa bumi atau bencana alam lainnya. Sebab anak berkebutuhan khusus memiliki cara berbeda dalam merespon suatu perintah. Terlebih untuk sekolah-sekolah dan orang tua dengan anaka berkebutuhan khusus, ada baiknya apabila di sekolah atau di rumah dilakukan praktek kecil-kecilan untuk melatih anak berkebutuhan khusus supaya tanggap bencana. Misalnya adalah dengan membuat suatu simulasi gempa buatan lalu para guru atau orang tua dapat mencontohkan apa yang harus dilakukan saat ada bencana alam. 

Tidak hanya anak yang bersangkutan yang perlu dilatih namun orang tua, sanak saudara, bahkan petugas-petugas yang terkait seperti Bapak Ibu yang bertugas di Badan Penanggulangan Bencana harus mengetahui bagaimana cara menghadapi anak berkebutuhan khusus. Hal ini dapat membantu mempercepat proses evakuasi sehingga makin berpeluang untuk menyelamatkan banyak jiwa.

Memberikan edukasi tentang menghadapi bencana alam khususnya gempa bumi menjadi penting, mengingat letak Negara Indonesia berada di wilayah cincin api pasifik sehingga sering terjadi gunung meletus dan gempa bumi. Tidak hanya manusia normal yang harus diselamatkan, namun juga anak berkebutuhan khusus. Pengetahuan menghadapi gempa bumi dan bencana alam lainnya juga semestinya harus dimasukkan dalam pelajaran dan praktek di sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah luar biasa. Lalu kita sebagai seorang individu yang berbudi pekerti haruslah peka terhadap sekitar terutama saat terjadi bencana alam dengan membantu sesama. Untuk itu mari kenali bahayanya, kurangi resikonya.  

Heward,W. L. (2003). Exceptional children: An introduction to special education (7th ed.). Upper Saddle River, NJ: Merrill/Prentice Hall.

Qur'an is Enough

Assalamualaikum!
Bersyukurlah kamu kalau bisa menemukan ke-Islaman dalam dirimu dengan sangat mudah, maksud saya benar-benar beriman pada Allah tanpa perlu banyak cing-cong atau alasan-alasan yang dapat hatimu terima, atau dengan kata lain "sami na wa atho na" yang artinya "kami dengar dan kami patuh". Sedangkan saya? saya tidak semudah itu menerima Islam, walaupun sejak kecil juga mengaji, walaupun mama saya suka bertahajud, walaupun eyang kakung hafal surat ya-sin, dan walaupun-walaupun lainnya, tapi tetap saja saya belum "terima" Islam sepenuhnya.

Dibangku SMP saya sudah mulai mengenal cinta-cintaan. Kata orang itu cinta monyet, tapi bagi saya tidak. Cinta itu semua serius. Bahkan waktu itu saya bisa berpikir nanti mau kerja apa, kira-kira kehidupan ideal bersama keluarga itu seperti apa, peran ayah dan ibu seharusnya seperti apa dan lain sebagainya. Cinta SMP saya adalah bersama dia yang berbeda agama dengan saya. Deg-degan, bukan karena melihat dia, tapi karena takut, beda agama. Maka masa SMP dipenuhi dengan kegalauan dan pencarian jati diri seorang ABG labil.

Cinta SMP yang berlanjut hingga SMA, tidak tanggung-tanggung 2 tahun lamanya. Serius bukan? Dalam masa-masa mencintai di dia, saya cenderung menolak Islam, ceramah di televisi tidak asik, ayat-ayat Qur'an sepertinya hanya untuk orangtua yang mau meninggal, saya gak suka, saya mau cari nasehat yang lain. Bingung. Bingung. Bingung. Tiba-tiba twitter jadi viral kala itu, lalu banyak kata-kata mutiara atau "quotes" galau alay yang makin buat saya buta. 

Menurut kamu waktu itu pikiran saya hanya pacaran saja? Salah. Bukannya pamer, tapi masa SMP dan SMA saya adalah masa kejayaan saya. Juara kelas selalu, lomba olimpiade, lomba puisi, lomba menyanyi, tapi hati ini? Tetap kosong. Apalah daya tidak berani bilang orangtua kalau lagi pacaran, ada juga malah dimarahin. 

Singkat cerita saya tetap mengikuti quotes-quotes galau yang dulu terkenal seperti milik dwitasari dan sejenisnya, bersamaan dengan itu saya putus cinta. Baiklah, what should I do? Brain on fire. Untuk pertama kalinya, putus cinta. Waktu itu saya ingat betul pagi-pagi datang ke sekolah lalu teman dekat saya bertanya "kamu kenapa saf? jangan bilang kalau...." tampaknya dia sudah mengerti lalu saya jawab dengan dramanya "kayak kosong ta". Hari itu adalah pelajaran pertama bahwa "salah jika terlalu berharap kasih sayang pada sesama manusia", meskipun belum sepenuhnya paham dengan pernyataan karena pikiran sangat kosong.

Hari itu quotes galau saya tinggalkan, tiba-tiba malam senin saya lihat acara motivasi di televisi dan saya senang. Motivasi yang saya tonton seperti menjadikan saya semangat lagi, tapi tetap galau, hanya saja terdapat logika baru bahwa hidup itu unik dan setiap orang itu mudah berubah. Lama-kelamaan saya tidak puas, nasehatnya itu-itu saja. Sedangkan kegundahan hati saya makin bertambah, masalah keluarga tiba-tiba datang, mantan saya tiba-tiba punya pacar baru, sahabat saya tiba-tiba hilang, kemana saya harus mengadu?

Akhirnya saya alay, mengadu ke media sosial. Membuat quotes galau, status macam motivasi tapi saya menipu diri, itu supaya saya tenang. Saya coba cari buku di perpustakaan tentang bacaan-bacaan menyenangkan, lalu saya temukan buku berjudul The Secret. Ternyata best seller di luar negeri, isinya tentang cinta, kekuatan untuk berbagi, teori tarik menarik antara kebaikan dan keburukan, karangan Rhonda Byrne yang sewaktu menulis buku itu juga sedang galau akut. Saya ikuti semua bukunya, tapi rasanya masih kurang juga.

Beralih ke buku motivasi lainnya yang best seller di gramedia, tapi tetap saja tidak menemukan hal yang gamblang, kenapa dan bagaimana. Akhirnya bersamaan dengan trend modern hijab banyak yang memperdebatkan apakah berhijab itu perlu atau tidak. Saat itulah saya membeli Al Qur'an terjemahan yang berukuran kecil (sebelumnya sudah punya 1 Qur'an terjemahan tapi ejaan lama milik eyang kakung saya) lalu saya baca seperti membaca buku motivasi. Ya, saya baca artinya saja, bukan huruf arabnya, karena menurut saya gak menarik.

Alhamdulillah, surprisingly, Al Qur'an menjelaskan semuanya dengan detail dari hulu sampai ke hilir, kenapa harus berhijab, penjelasan tentang laki-laki yang boleh menikahi lebih dari 1 maksimal 4 istri (tentunya banyak cowok-cowok zaman sekarang yang salah tafsir), bagaimana cara Islam melindungi perempuan, bagaimana seorang anak harus bersikap kepada orang tua, gimana caranya supaya gak galau, gimana caranya supaya belajar itu bener-bener paham, dan lain sebagainya. 

Sejak saat itu juga saya berhenti membeli buku motivasi dan membaca yang menurut saya tidak terlalu penting. Al Qur'an is enough for me. Mungkin perlu tambahan hadist-hadist agar lebih mendalami. Alhamdulillah lagi sejak saat itu saya mulai berhijab walaupun mama saya belum berhijab dan saya pakai hijabnya juga apa adanya. Terimakasih Allah yang sudah mengantar saya ke arah yang lebih baik, dan hingga saat ini pun masih belajar.

ALERT : Body Shaming

Suatu ketika saat kamu memutuskan untuk datang disuatu acara, lalu ada seseorang berkata seperti dibawah ini:
“Kok kamu gendutan ya?”
“Eh itu muka kamu kenapa sih kok jerawatan gitu?”
“Minum susu ini aja, biar berat badan kamu bisa naik. Kurus banget loh kamu”
“Dulu kamu tinggi ya, sekarang……”
“Liat tuh si Sari makin langsing aja kan, kamu kapan kayak gitu?”
“Foto dari samping aja biar kamu keliatan kurus”
Baiklah. Tarik nafas. Buang perlahan.

Body shaming (body : tubuh; shaming : mempermalukan; body shaming : mempermalukan tubuh orang lain) adalah mengomentari kekurangan dari fisik orang lain yang dilakukan baik secara sadar, hanya sekedar basa-basi, bercanda kelewatan atau demi mencairkan suasana (26/06/2016 idntimes.com). Melihat contoh kasus dan definisi diatas jadi ngerti kan apa itu body shaming? Menurut saya sendiri body shaming ini adalah cerminan dari sikap “meremehkan” seseorang terhadap orang lain dengan menggunakan fisik sebagai jokes, atau bisa dikatakan juga menghina rasa bercanda.

Body shaming bagi pelakunya mungkin menganggap hal ini biasa saja atau menganggap victim-nya terlalu bawa perasaan. Oleh karena itu harus disadari bahwa body shaming berdampak negatif seperti membuat orang lain minder, tidak bersyukur dengan keadaan fisik yang dimiliki, atau yang paling parah adalah mengalami depresi hingga bisa saja secara nekad melakukan aksi bunuh diri. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Secara tidak langsung perkataan orang terhadap diri kita membuat diri kita menjadi cenderung introspeksi diri. Namun alih-alih introspeksi diri kalau berlebihan jadinya malah insecure deh!

Tuhan menciptakan kita dengan latar belakang dan bentuk fisik yang berbeda. Pun tidak ada satu orang yang sempurna di dunia ini. Terutama untuk mahasiswa seperti saya, masa-masa menjadi mahasiswa merupakan salah satu masa dimana kita diberi kesempatan untuk menjalin pertemanan dan relasi seluas-luasnya. Berarti kita harus bisa menerima perbedaan orang lain dan tentunya tantangan tersendiri apabila kita bisa berteman dari kalangan, jabatan, dan profesi apapun.  

Berbicara tentang body shaming berarti juga membicarakan bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain dengan tujuan bukan hanya untuk “membalas percakapan” namun lebih untuk “memahami isi percakapan”. Sebagai pendengar yang baik, dalam percakapan seharusnya kita dapat mengetahui apa yang diinginkan dan bagaimana kondisi lawan bicara kita saat itu. Sebab hal yang seperti itu meningkatkan empati kita terhadap seseorang sehingga tidak ada terbersit penghinaan fisik atau body shaming.
Nah sedangkan bagi kamu yang sedang jadi korban body shaming, entah itu dibilang gendut, hitam, atau yang lainnya, ayo lawan! Lawan bukan dengan kekerasan, tapi cukup dengan perkataan yang sopan dan tegas kepada si pem-bully seperti “perkataan kamu itu memalukan dan tidak mencerminkan seorang yang berpendidikan” atau kalau bisa diselesaikan dari hati ke hati maka akan lebih baik lagi. Namun bila segala usaha sudah kamu lakukan dan si pem-bully masih saja seperti itu, alangkah baiknya kamu untuk menjauh dan mencari teman baru yang lebih sopan. Lalu jangan khawatir, sebab semua hal yang buruk maupun yang baik pasti ada balasannya, meskipun bukan sekarang, meskipun kamu tidak tahu dalam bentuk apa, teruslah berprasangka baik.

Dimulai dari diri kita sendiri, mari stop kebiasaan berbicara menyakitkan hati terlebih menilai orang lain berdasarkan keunikan fisiknya. Solusinya adalah berpikir dahulu sebelum berbicara dan berusahalah untuk selalu mencari kelebihan orang lain. Oh iya satu lagi, ingatlah sekecil-kecil kebaikan pasti ada manfaatnya dan sebaliknya sekecil-kecil keburukan pasti ada balasannya, termasuk membahagiakan orang lain dengan cara menjaga lidah saat bicara.

Memanusiakan Manusia

Akhirnya nulis blog lagi setelah beberapa pekan disibukkan oleh UAS dan hari raya Idul Fitri. Omong-omong minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin ya pembaca.

Sesuai dengan judul, post ini akan menceritakan tentang definisi memanusiakan manusi versi saya berdasarkan pengalaman yang pernah saya lewati. Sebenarnya saya sudah kenal istilah "memanusiakan manusia" sejak awal mahasiswa baru, dimana banyak speech dari orang-orang hebat sewaktu ospek yang memaparkan tentang betapa pentingnya memanusiakan manusia. Juga saya dijelaskan lebih dalam lagi ketika saya mengikuti sejenis pelatihan dalam organisasi dalam kampus tentang memanusiakan manusia. Tetapi anehnya dari semua penjelasan tersebut, waktu itu saya masih belum paham betul apa itu memanusiakan manusia, sampai pada akhirnya saya terbentur masalah dan harus berdamai dengan diri sendiri.

Kalau pembaca bingung tentang apasih memanusiakan manusia itu? Coba kita ubah sedikit kata "memanusiakan" dengan "menuhankan". "Menuhankan manusia" berarti menganggap manusia sebagai Tuhan, sedangkan "Memanusiakan manusia" berarti menganggap manusia sebagai mana adanya manusia. 

Manganggap manusia sebagai mana adanya manusia ternyata bukan perihal mudah. Memaklumi manusia memiliki sisi negatif dan sangat tidak sempurna menurut saya adalah inti dari konsep memanusiakan manusia. Bayangkan saja apabila semua orang menyadari bahwa orang lain sama tidak sempurnanya seperti dirinya sendiri, maka tidak akan ada akun lambe turah di instagram, tidak ada istilah julid dan pelakor, tidak ada komisi perlindungan anak, tidak ada gerakan milik UN WOMEN seperti #HeForShe sebab laki-laki menghargai perempuan begitu pun sebaliknya, bahkan tidak ada perang antar bangsa atau masalah hak asasi manusia lainnya karena semua orang menghargai kelemahan dan kelebihan orang lain sebagai manusia.

Memanusiakan manusia dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya dapat kita lakukan mulai dari hal kecil seperti mengontrol diri untuk tidak membicarakan orang lain, seburuk apapun orang tersebut. Kenapa? Karena orang yang dianggap buruk pun juga manusia yang sama seperti manusia lainnya. Bayangkan kalau kita dapat mengontrol diri kita dan dapat memanusiakan manusia di sekeliling kita, maka (a.) Kamu dan orang tua kamu tidak akan bertengkar pilih jurusan apa waktu akan kuliah, (b.) Kamu dan pacar kamu tidak akan bertengkar tentang masalah sepele seperti kentut sembarangan atau telat jemput, (c.) Kamu dan teman kamu tidak akan saling iri karena perlombaan fisik, (d.) Hidup berbhineka dapat kita jalani dengan benar-benar ikhlas dari dalam diri tanpa menjatuhkan agama dan ras lain, dll. 

Tidak atau sadar, kita memiliki suatu standar dalam kehidupan kita. Standar tersebut sangat subyektif berdasarkan apa yang kita alami atau yang dicontohkan orangtua/lingkungan terhadap kita. Sehingga setiap standar masing-masing orang sebenarnya adalah berbeda. Bahkan tidak pernah ada yang sama persis. Mulai dari suka warna apa, kriteria pasangan, pilih baju model apa, beli rumah menghadap kemana, dll. Mau tidak mau, suka tidak suka, demi kemaslahatan hidup bersama, kita harus belajar untuk memanusiakan manusia. Dalam hal ini kita harus toleransi kepada orang lain. 

Saya pun mengerti untuk memaklumi orang lain yang tidak sesuai "standar" kita awalnya sangatlah sulit. Pertama-tama kita harus menyadari dan menerima dulu kenyataan bahwa kita sebagai manusia juga bisa saja melakukan kesalahan yang orang lain perbuat kepada kita. Sedangkan disisi lain kita harus bersyukur karena ada bagian dimana kita dilebihkan dibanding orang lain, begitu pula orang lain. Lalu kita harus jujur pada diri sendiri untuk mengakui kesalahan apabila kita berbuat salah, mengakui kelebihan orang lain dibanding kita, dan berusaha untuk tidak kaku untuk menjalin pertemanan yang sesuai standar kita (seperti membuat geng dan semacamnya).

Kalau bicara memanusiakan manusia memang tidak ada habisnya. Sebab kita sebagai manusia sangat kompleks dan mudah berubah hatinya. Memanusiakan manusia harus tertanam dalam diri sejak dini, agar kita menjadi pribadi yang dapat menempatkan diri serta menyenangkan bila bertemu siapa saja, dapat bergaul dengan siapa pun karena kita selalu menghargai dan memaklumi perbuatan yang orang lain lakukan selama tidak membahayakan orang banyak.

Mungkin pengertian memanusiakan manusia yang saya miliki sampai detik ini cuma segini-gininya. Saya tidak tahu lagi apa yang akan saya hadapi nanti dalam hidup yang membuat saya makin belajar. Untuk itu terimakasih sudah membaca post ini.

Cinta Terencana: Meningkatkan Kualitas Diri Sebelum Kata "SAH"

Saya Safira Rizka Lestari, mahasiswi semester 6 yang sudah bosan rasanya keluar masuk kampus dan mendengarkan kata-kata dosen yang diulang-ulang. Bulan depan saya akan magang di Balai Karantina Pertanian, ya sesuai dengan jurusan yang saya ambil yaitu Hama dan Penyakit Tumbuhan di Universitas Brawijaya, Malang. Pikir punya pikir, tak jarang saya menghabiskan waktu untuk melamun memikirkan siapa jodoh saya, dan bagaimana saya nanti berkeluarga. Sungguh, ini tidak bohong, saya rasa semua mahasiswi semester akhir pun akan berpikiran yang sama seperti saya. 

Terbersit rasa galau dalam hati saya ketika memikirkan tentang pernikahan dan membangun sebuah keluarga. Menurut saya pernikahan adalah suatu yang sakral sedangkan keluarga adalah ladang ibadah sampai nanti ajal menjemput. Dilansir IndoNews.com (29/10/17) BKKBN mengutarakan bahwa kehamilan usia remaja di luar nikah masih tinggi. Pernikahan yang tidak direncanakan pun terjadi akibat masalah tersebut. Korbannya lagi-lagi kedua belah pihak itu sendiri, kehilangan masa muda dan berpotensi akan gagalnya pernikahan. Kalau sudah begini pupus sudah harapan mewujudkan keluarga yang langgeng hingga ajal menjemput.

Sebagai anak muda zaman now, ada baiknya sebelum berangan-angan punya pasangan hidup, kita lebih selektif memilih apa yang menjadi prioritas kita. Anak muda dengan segala potensi dan semangatnya bisa membuat perubahan yang lebih baik bukan? Potensi dan semangat yang kita pupuk hingga berbuah kesuksesan akan meningkatkan kualitas diri seorang anak muda. Kualitas diri ini pula lah yang mendorong kita untuk diterima lebih baik di masyarakat. Hebatnya lagi, kualitas diri yang baik ternyata bisa mengundang pasangan hidup yang baik loh!

Jadi kenapa sih meningkatkan kualitas diri itu penting? 
Pernikahan bukan hanya semata-mata berdua dengan dia yang kita cintai, menikmati momen bersama, tertawa-tawa dan bahagia setiap hari. Kenyataannya setelah menikah dan membangun keluarga ada banyak hal yang akan dihadapi bersama seperti menghadapi anggota keluarga, bergaul dan terjun langsung kekehidupan bermasyarakat, bekerja menafkahi keluarga, dan hal lainnya yang membutuhkan kesiapan, tidak hanya fisik namun juga psikis yang kuat. Kualitas diri yang baik, meliputi kematangan berpikir, memecahkan masalah, dapat bekerja dibawah tekanan, sabar dan tawakal, pengetahuan yang cukup yang tidak hanya tentang pernikahan dan organ reproduksi manusia namun pengetahuan lainnya yang mendukung anak muda untuk berinovasi lebih kreatif, dapat membantu kelangsungan kehidupan pernikahan agar menjadi langgeng.

Jadi gimana caranya untuk meningkatkan kualitas diri?
Mereka bilang kalau sudah cinta, tahi kucing rasa cokelat. Cinta itu memang tentang perasaan, namun ada baiknya untuk tidak mematikan logika dalam diri ya teman-teman. Cinta yang baik adalah cinta yang direncanakan, sehingga apabila direncanakan akan tidak berlebih-lebihan. Merencanakan cinta maksudnya bukan "membuat-buat" perasaan cinta kepada orang lain yang sebenarnya kita tidak sukai, tapi lebih kepada tahu batasan cinta itu sendiri dan selaras dengan cita-cita kita sebagai anak muda yang ingin sukses. Mencintai seseorang bukan berarti memberikan seluruh jiwa raga kepada dia yang kita cintai, terlebih jika belum menikah. Sebab cinta yang tidak terencana seperti itu akan membuka peluang (utamanya perempuan) untuk diremehkan dan dilecehkan sehingga masalah-masalah akan terjadi seperti sexual harassment, diskriminasi gender, hingga pelanggaran hak asasi manusia. 

Nah, oleh karena itu sebagai anak muda penerus bangsa, mari kita lebih matang dalam memutuskan sesuatu, mengetahui prioritas dan tanggung jawab sebagai anak muda, dan tentunya jangan cepat tergoda oleh cinta yang tidak terencana. Percayalah, kualitas diri yang baik akan menarik pasangan dengan kualitas diri yang sama baiknya untuk kita!

Tolong jangan balas perbuatanku.

Kalau aku baik kepadamu, berterimakasihlah secukupnya saja, tidak perlu kamu hingga bersujud-sujud kepadaku atau memberikanku sesuatu diluar batas kemampuanmu. Sampaikanlah terimakasihmu kepada-Nya lalu doakan aku, insyaAllah Dia sendiri yang akan membalas kebaikan kepadaku.

Kalau aku menyakiti hatimu, maka aku mohon jangan simpan dendam kepadaku didalam hatimu dan jangan balas perlakuan jahatku kepadamu. Karena sesungguhnya aku sedang berbuat kesalahan, dan sedang memberikanmu pahala sabar. Doakanlah aku kepada-Nya agar bisa berubah dan tegur aku dengan bahasa lemah lembut. Sebab hanya dengan kuasa-Nya hati bisa dibolak balik.

-thoughts-

AgriFuture: Caranya supaya kutu putih, kumbang jepang dan keong kepeleset (Re-issue)

Tulisan ini sebenarnya adalah re-issue dari kegiatan coba-coba yang sempat saya lakukan waktu liburan semester ganjil kemarin (sebenarnya sudah saya post di instagram saya yang lama, tapi gak lengkap). Well, sekarang saya akan berbagi tips dan trik pertanian yang sederhana yaitu gimana sih supaya kutu putih dan keong bisa hilang. By the way, cara ini hanya untuk lingkup kebun atau halaman rumah ya, not for commercial secara luas (contoh seperti lahan pertanian yang berhektar-hektar). 

Kutu putih atau yang nama kerennya Paracoccus marginatus (mealy bug) biasanya suka ada di tanaman pepaya. Nah bagi yang belum pernah tau gimana kenampakannya biasanya di bagian belakang daun terdapat seperti jaring laba-laba yang lebih tebal berwarna putih (seperti kapas kasar) lalu kutu ini ada disekitar jaring putih tersebut. Sedangkan hama lainnya yang mengganggu dan biasanya ada di daerah pada hampir semua tanaman tropis yang masih muda adalah keong-keong kecil dan kumbang jepang atau nama kerennya adalah Popilia japonica. Ketiga hama ini dapat menyebabkan daun menjadi kekuningan (baca: gejala nekrosis), luka makan berupa lubang-lubang pada daun, sehingga lama kelamaan tanaman  muda akan mati.

Dokumentasi kutu putih, kumbang jepang, dan keong diambil tanggal 17 Maret 2018
Cara sederhana yang saya coba saat liburan adalah dengan membuat bubuk ajaib dari kulit telur. Bubuk ajaib ini berfungsi agar serangga-serangga pengganggu itu jadi terpeleset! Terpeleset? Yes, because they finally cannot crawling in the leaf's surface. Bagaimana cara buatnya?

Cara membuat bubuk ajaib kulit telur yay!
  1. Siapkan alat dan bahan yaitu kulit telur, kertas koran, uleg-uleg.
  2. Ambil kulit telur (gak usah dicuci juga gak apa-apa) lalu jemur dibawah terik matahari dan jangan lupa diberi alas kertas koran saat dijemur.
  3. Setelah kering, hancurkan dan haluskan kulit telur dengan uleg-uleg ibu kamu hingga halus.
  4. Taburkan bubuk kulit telur ke tanaman bergejala atau bagian tanaman yang terdapat tanda-tanda adanya hama.
  5. Voila, sebentar lagi kamu akan melihat hama-hama tersebut jatuh satu persatu lalu mati.
Bagaimana? mudah kan? bubuk ajaib ini gak cuma bisa menghilangkan serangga-serangga nakal loh, tapi juga bermanfaat untuk tanah. Sebab kulit telur mengandung kalsium dan fosfor yang tinggi yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman, jadi bisa nih digunakan untuk menambah nutrisi tanaman yang ada di tanah! Nah, segitu dulu ya teman-teman dan jangan sungkan untuk memberi kritik dan saran di kolom komen ya:)

An Assignment: Laboratory Stuffs Use for Plant Pathogen Epidemiology Research

Epidemiologi penyakit tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang bilamana penyakit tumbuhan terserang yakni faktor apa saja dan seperti apa pola penyakitnya. Tentunya terdapat tanda-tanda yang dapat kita perhatikan dalam menentukan epidemi penyakit tumbuhan, seperti contohnya adalah spora pada jamur penyakit tumbuhan. Spora jamur patogen merupakan salah satu tanda yang dapat kita kumpulkan sebagai data untuk mengetahui epidemi penyakit tumbuhan. Namun, kita seringkali kesulitan dalam mengumpulkan data sebab tanda penyakit tumbuhan sulit diambil atau ditangkap (baik karena ukuran yang sangat kecil, atau mudahnya tanda tersebut berpindah tempat). Oleh karena itu beberapa alat laboratorium digunakan untuk mempermudah pengambilan data. 

Adapun metode yang kami gunakan pada tugas ini adalah mengamati alat laboratorium yang berguna dalam menentukan epidemi penyakit tumbuhan, serta mencari informasi dari narasumber tentang cara kerja alat-alat tersebut. Berikut merupakan tempat dan waktu wawancara:

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Pangan dan Hail Pertanian, 
               Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Waktu  : Selasa, 15 Mei 2018


Alat-alat laboratorium yang dapat digunakan dalam menentukan epidemi penyakit tumbuhan adalah sebagai berikut:

Spektrofotometer
Merk/Tipe                             : Thermo Scientific / Genesys 20                   
Tegangan, Daya, Frekuensi  : 100 – 240 V ; 50/60 Hz
No. Seri Alat                         : 3SGQ 150005
Range (nm)                           : 325 – 1.000 nm
Prinsip                                   : Mengetahui kadar dari suatu sampel secara kuantitatif menggunakan serapan sinar UV dengan panjang gelombang tertentu
Cara Kerja:
  1. Hubungkan alat dengan sumber listrik. Pastikan menggunakan stavolt. 
  2. Tekan tombol ON yang berada di belakang alat.
  3.  Atur panjang gelombang sesuai kebutuhan dengan menekan tombol tanda panah atas atau tanda panah bawah.
  4. Diamkan alat dalam keadaan menyala selama kurang lebih 30 menit sblum digunakan. 
  5. Setelah itu awali pembacaan dengan larutan blanko. Masukkan kuvet yang tlah diisi larutan blanko pada wadahnya. Diamkan selama beberapa saat sampai muncul absorbansinya. Tekan tombol 0ABS untuk setting blank. Setelah tampilan pada layar (0.000), ambil kuvet yang berisi blanko tersebut. 
  6. Lanjutkan pembacaan dengan larutan sampel yang ingin diketahui absorbansinya. 
  7. Setelah selesai, matikan alat dengan menekan tombol OFF yang berada di belakang alat. 
  8. Cabut alat dari sumber litrik.
Pemeliharaan alat :
  1. Selalu gunakan stavolt saat menggunakan spektrofotometer. 
  2. Sampel harus dijaga agar jangan sampai tumpah ke dalamkompartemen kuvet. 
  3. Bersihkan dan dikeringkan selalu kuvet saat sebelum dan sesudah digunakan.
Colony Counter

Merk/ Tipe                               : Scienceware, Belt Art Products
Tegangan, Daya, Frekuensi     : 6 V DC, 4 W
No. Seri Alat                           : 37864-0100
Prinsip                                     : Mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh dalam cawan petri setelah diinkubasi karena adanya kaca pembesar
 Cara Kerja:
  1. Hubungkan stop kontak dengan sumber listrik 
  2. Nyalakan alat dengan menekan tombol ON di bagian belakang alat 
  3. Letakkan cawan petri yang berisi koloni bakteri yang akan dihitung di atas meja yang dilengkapi dengan skala 
  4. Tandai koloni dengan mengarahkan pulpen ke meja skala 
  5. Lihat koloni dengan bantuan kaca pembesar 
  6. Hitung koloni bakteri yang terpisah 
  7. Setelah selesai, reset jumlah perhitungan hingga menunjuk angka ‘000’ 
  8. Matikan alat dengan menekan tombol OFF
Haemocytometer


Cara Kerja :   

  1. Desinfeksi jari yang akan  ditusuk dengan alkohol 70%, lakukan pengambilan darah.
  2. Hisap darah kedalam pipet thoma leukosit sampai tanda 0,5 % 
  3. Hapus darah yang melekat pada sebelah luar pipet         
  4. Masukkan ujung pipet kedalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi, pipet dipegang dengan membentuk sudut 45 derajat. kemudian isap larutan turk perlahan sampai tanda 11, hati hati jangan sampai ada gelembung udara 
  5. Angkat pipet dan cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari, lalu lepaskan aspirator 
  6. Kocok pipet 15-30 detik. Jika tidak segera digunakan letakkan mendatar 
  7. Siapkan kamar hitung 
  8. Kocok pipet tadi agar homogen +- 3 menit, kemudian buang cairan 3-4 tetes 
  9. Segera teteskan setetes saja pada kamar hitung, jangan sampai banjir menggenangi parit 
  10. Biarkan mengendap +- 2-3 menit 
  11. Hitung jumlah leukosit dalam 4 kotak besar dengan perbesaran 100 kali  
Orbital Shaker

Merk/ Tipe                               : Cole Parmer OS-200, 50-250 rpm
Tegangan, Daya, Frekuensi     : 100-240 V, 50 W, 50 Hz
No. Seri Alat                           : AS-OS2-1041
Prinsip                                     : Menghomogenkan sampel dengan cara mengocok


Cara Kerja:

  1. Hubungkan alat dengan sumber listrik 
  2. Tekan tombol ON 
  3. Untuk mengatur lama waktu mengocok, tekan knop searah jarum jam untuk menambah waktu dan berlawanan arah untuk mengurangi waktu 
  4. Tahan knop nya dan alat akan mengocok sesuai dengan kecepatan yang diatur 
  5. Waktu akan dihitung mundur dari saat memulai setting alat 
  6. Setelah selesai, alat akan berhenti 
  7. Ambil sampel 
  8. Matikan alat dengan menekan tombol OFF
 Autoclave


Cara kerja autoclave :

  1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat. 
  2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan. 
  3. Tutup autoclave dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. 
  4. Nyalakan autoclave, diaturtimer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC. 
  5. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoclave dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm. 
  6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum padapreisure gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoclave dengan hati-hati.
Anggota Kelompok:
Safira Rizka Lestari (155040207111012)
Novia Dwi Putri      (155040200111111)
Niada Lestari           (155040200111046)
Tanty Andryani       (155040200111041)