Tips dan Trik Nge-Lab Bakteri Ala Safira

Selamat malam teman-teman!
By the way, sebagai pendahuluan saya akan memperkenalkan diri dan menjelaskan kenapa saya menulis artikel ini. Nama saya Safira, saya sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan bakteri  di laboratorium bakteriologi kampus saya tentunya. Beberapa teori dan praktek tentang how to treat the bacteria sudah saya pelajari saat praktikum, namun ada beberapa hal yang saya dapatkan bukan dari SKS kuliah saya yakni the art of making something alive. Teori-teori ilmu pengetahuan ternyata juga butuh kombinasi dari yang saya sebut “seni”. Seni yang kita ketahui hanya dari jam terbang atau seberapa sering kita melakukan hal tersebut (mungkin juga bisa disebut “mahir”). Baiklah, let’s straight to the point!

Cara membuat media padat sempurna.

Perlu pembaca ketahui, saya gagal membuat media padat sebanyak 3 kali. Trauma! Hahaha. Tapi tetap pantang nyerah dong. Media untuk bakteri umumnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu media padat dan media cair. Media padat contohnya adalah Nutrient Agar (NA), Plate Count Agar (PCA), King’s B, dan masih banyak lagi ( I swear!, apa lagi untuk media selektif bakteri). Sedangkan untuk media cair adalah Nutrient Broth (NB) dan lainnya. Ada juga sih di beberapa jurnal menyebutkan media semi padat, tapi mohon maaf saya belum pernah coba.

Kegagalan yang pernah saya alami adalah saat membuat media NA dan PCA. Both are very basic media for bacteria, dan saya gagal! What a cruel life. Kenapa saya gagal dalam membuat media PCA?
  1. Terdapat anjuran pembuatan PCA yakni 17,5 gram / liter lalu saya mengikuti anjuran itu tanpa memperhatikan merk dagangnya. Ternyata beda merk beda anjuran guys. Ada merk yang anjurannya 28,5 gram / liter dan ternyata merk yang saya gunakan butuh lebih banyak PCA (harusnya pakai anjuran yang 28,5 bukan yang 17,5).
  2. Kedua, saya benar-benar mencampurkan 1 liter aquades ke dalam anjuran gram tersebut, tanpa memperhitungkan tingkat kesalahan yang mungkin terjadi saat menimbang berapa gram media yang saya butuhkan (seharusnya medianya dilebihkan sedikit atau aquadesnya dikurangi sedikit).
Bedasarkan kedua sebab tersebut media PCA saya tidak karuan, setengah cair setengah padat. Terlebih saat di platting, malah seperti bubur. Sedih, tapi akhirnya bisa! 
Gambar 1. Contoh media PCA yang gagal

Kegagalan media yang kedua adalah ketika membuat NA. Media NA ini adalah media yang mutlak perlu bagi “anak bakteri” hahaha. Ketika awal masuk ke laboratorium, teman-teman saya sudah peringatkan “kalau buat NA harus pake tambahan agar teknis ya”. Namun dengan angkuhnya saya menolak dan berpikir “kan di pelajaran dulu gak ada ditambahin agar teknis lagi”. Ternyata kualitas NA itu beragam ya teman-teman, ada yang sangat memuaskan dengan harga fantastis, dan ada juga yang kulitasnya yaudahlah dengan harga yang murah. Kebetulan media yang saya gunakan mungkin kualitasnya ya biasa-biasa saja, sehingga tingkat kepadatannya pun biasa-biasa saja, dan saat di platting bisa tiba-tiba mencair dengan sendirinya. Oleh karena itu anjuran NA yang saya gunakan adalah 20 gram / liter ditambah 5 gram agar teknis / liter. Lalu akhirnya berhasil guys!

Cara supaya tidak kontaminasi

Sebenarnya ini hmmm, baiklah saya jelaskan.
Mencegah masuknya mikroorganisme lain yang tidak diinginkan merupakan hal yang sebenarnya sulit. Namun kita bisa memperhatikan dan menggunakan beberapa cara seperti berikut:
  1. Jangan irit alkohol 96%. Semprot alkohol 96% sebelum bekerja dengan si bakteri. Alkohol 96% bisa membunuh mikroba lain disekitar tempat kita bekerja.
  2. Mandi pagi dan berpakaian bersih. Jangan lupa perhatikan diri sendiri sebelum memperhatikan bakteri-mu ya! Mandi pagi, berpakaian bersih, serta mood yang baik bisa membantu bakteri yang kamu uji tumbuh dengan senang hati. Bukannya bakteri juga makhluk hidup? (pssst, mungkin juga dia punya perasaan).
  3. Masker dan sarung tangan steril. Jangan lupa untuk pakai masker dan sarung tangan yang steril (disposable).
  4. Perhatikan kelembaban cawan petri. Kalau ada titik-titik uap air di cawan petri, sebaiknya dibersihkan dulu dengan tisu ya teman. Titik-titik air bisa menjadi sumber kelembaban tempat bakteri lain (atau mikroba lain) tumbuh.
  5. Wrap your petri dish tightly! Tutup cawan petri dengan plastic wrap dengan rapat sehingga tidak ada celah bakteri masuk. Jangan lupa dekatkan sedikit cawan petri ke api bunsen saat wrapping.
 
Gambar 2. Foto diri sendiri pakai perlengkapan lab

Hati-hati saat Spread Plate

Terdapat beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, salah satunya adalah metode spread plate. Spread plate adalah menuangkan suspensi bakteri kurang lebih 100µl diatas media yang sudah padat lalu diratakan dengan menggunakan stik L. Perbedaannya dengan pour plate adalah suspensi bakteri dituangkan langsung ketika media masih cair sehingga nantinya suspensi bakteri tersebut akan memadat bersama media dalam cawan petri. Nah, berbiaca soal spread plate, hal yang perlu diperhatikan adalah saat meratakan bakteri dengan menggunakan stik L. Suspensi bakteri harus diratakan hingga permukaan media terasa “kesat”. Apabila teman-teman mebiarkan suspensi bakteri dalam keadaan “becek” atau belum menyerap, maka setelah beberapa hari inkubasi kemungkinan masih terdapat cairan di dalam cawan petri yang dapat mengundang kontaminasi dan menghalangi pengamatan bakteri.

Baiklah. Sekian dulu tulisan tentang per-lab-an ini. Kalau penelitian saya sudah selesai mungkin saya akan menulis tips dan trik part 2. Terimakasih sudah membaca! Semoga yang lagi skripsian, dilancarkan yaaaa!