Mengatasi Quarter Life Crisis dengan Menerapkan GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat)

Usia 20 tahun-an adalah usia dimana kebanyakan individu berusaha untuk mengembangkan diri, menyesuaikan diri dengan kelompok masyarakat disekitarnya, dan menjadi bermanfaat untuk orang lain. Proses ini kadang berjalan tanpa hambatan, namun tak jarang menemui banyak tantangan. Lulus sekolah dengan nilai baik, mengharapkan pekerjaan yang layak, dan memikirkan siapa pendamping hidup yang akan menemani, mendorong teman-teman milenial menjadi "tidak stabil". Kebingungan kerap kali melanda akan pilihan-pilihan hidup dan masa depan ada digenggaman masing-masing individu. Hal inilah yang disebut "Quarter Life Crisis".

Gaya hidup tak sehat seperti jarang berolahraga, merokok, minum minuman beralkohol, dan jarang mengonsumsi sayur dan buah, menyebabkan raga menjadi tidak bugar dan gampang stres. Belum lagi tuntutan hidup ideal yang terpampang di sosial media makin membuat rasa tidak bersyukur, takut, dan bingung menjadi bertambah. Rendah diri dan depresi mau tak mau akan menghampiri, hingga hidup tak lagi bersemangat.

Isu kesehatan mental utamanya depresi, hari ini menjadi isu penting dikalangan masyarakat. Mulai dari generasi milenial hingga orang tua, pun dari berbagai macam profesi seperti artis, politisi, tenaga pendidik, bahkan siswa sekolah dasar bisa mengalami depresi. Dalam hal ini Quarter Life Crisis juga menjadi salah satu penyebab dari depresi khusunya bagi generasi muda yang sedang giat-giatnya menata masa depan. 

Tahukah teman bahwa depresi merupakan salah satu jenis Penyakit Tidak Menular (PTM)? Mengutip dari artikel depkes.go.id (18/08/2011) penyebab kematian terbanyak di Indonesia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) yang salah satunya adalah depresi. Sedangkan dilansir oleh Womantalk.com (19/11/2017) berdasarkan penelitian Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development di Maryland, depresi bisa menyebabkan resiko kematian dini. Depresi juga menghambat individu menjadi tidak produktif menjalani hidup.a

Namun jangan khawatir teman, pemerintah Republik Indonesia mempunyai solusi untuk masalah Quarter Life Crisis agar tidak berkembang menjadi depresi mendalam. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang disingkat menjadi GERMAS adalah program yang dapat diterapkan dikehidupan masyarakat Indonesia khususnya dalam berkegiatan sehari-hari. GERMAS dicanangkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk memasyarakatkan pola hidup bersih dan sehat guna mendukung program infrastruktur dengan basis masyarakat. GERMAS dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia sendiri yaitu Joko Widodo yang diatur dalam Inpres No. 1 Tahun 2017. 

Adapun 7 langkah gerakan hidup sehat, antara lain:

Melakukan Aktivitas Fisik 

Aktivitas fisik tidak melulu olahraga yang berat ya teman. Hal yang paling sederhana seperti membantu orangtua juga dapat disebut aktivitas fisik. Menyapu halaman, mengepel lantai, mencuci mobil, bersepeda, berjalan-jalan santai, dapat membantu melatih tubuh agar aktif berkegiatan sehingga tulang dan sendi terbiasa beraktifitas juga membuang kalori dalam tubuh. 

Makan Buah dan Sayur

Makan buah dan sayur membantu memenuhi kebutuhan tubuh manusia akan air dan vitamin. Buah dan sayur juga mengandung serat sehingga sistem pencernaan menjadi lancar. Konsumsi buah dan sayur juga bisa membuat kulit tubuh menjadi halus dan kenyal, sehingga terbebas dari masalah kesehatan kulit seperti jerawat, komedo, dan penuaan dini. Manfaat lainnya, makan buah dan sayur lokal dapat membantu petani dalam negeri secara finansial maupun mental karena buah dan sayur yang ditanam disukai oleh masyarakat dalam negerinya sendiri.

Tidak Merokok

Kesadaran untuk tidak merokok bukan hanya menyehatkan bagi tubuh sendiri juga menyehatkan lingkungan sekitar akibat asap rokok. Asap rokok yang dihasilkan pengguna menurut Alodokter.com (28/08/2017) dapat meningkatkan resiko aterosklerosis atau pengerasan pembuluh arteri, jantung koroner, pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran dan kondisi bayi lahir mati, sedangkan bagi anak-anak bisa menyebabkan asma dan infeksi THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan).

Tidak Mengonsumsi Minuman Beralkohol

Minuman beralkohol selain menyebabkan kerusakan otak dan masalah pada sistem pencernaan, juga berdampak negatif bagi kehidupan sosial manusia. Bagaimana tidak? Ketika teman mengonsumsi alkohol, diri menjadi tidak terkontrol dan tanpa sadar melakukan tindakan negatif seperti berucap kata-kata tidak baik hingga melakukan tindakan kriminal. Selain berbahaya untuk orang lain, juga menghancurkan masa depan sendiri bukan?

Melakukan Cek Kesehatan Berkala

Mengetahui kondisi kesehatan diri penting agar kita mengetahui apa yang tubuh kita sedang alami. Melakukan cek kesehatan berkala dapat mencegah penyakit menular maupun tidak menular secara dini agar tidak berkembang semakin parah. Selain cek kesehatan berkala jangan lupa juga donor darah secara berkala ya teman, selain menurunkan resiko kanker dan menurunkan berat badan, donor darah juga bermanfaat bagi oranglain yang membutuhkan. Membantu sesama juga bisa membuat hati jadi lebih bahagia bukan?

Menjaga Kebersihan Lingkungan

Sadar lingkungan sudah harusnya menjadi ciri dari generasi milenial zaman now. Teman, selain membuang sampah pada tempatnya, hemat energi, ikut bekerja bakti, dan menerapkan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kebersihan lingkungan juga dapat dimulai dengan mengurangi penggunakan kantong plastik. Mnejaga kebersihan lingkungan selain mencegah bakteri dan kuman berevolusi, juga membuat hati tentram melihat kebersihan lingkungan sekitar. 

Menggunakan Jamban
Menggunakan jamban saat buang air berarti juga kita telah mencegah penyakit menular tersebar di lingkungan sekitar. Bagaimana? Dua pulau terlampaui bukan? Penyakit menular dan tidak menular teratasi secara bersamaan saat kita memperhatikan sanitasi lingkungan.

Ketujuh langkah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat tersebut apabila dijalani dengan senang hati, selain menyehatkan badan juga membantu bagi khususnya teman-teman yang mengalami Quarter Life Crisis. Pikiran menjadi lebih fokus dan disiplin dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Hidup menjadi lebih terarah dan produktivitas diri meningkat. Tidak ada kata "galau" lagi untuk masa depan. Melalui penerapan GERMAS, anak muda akan semakin sehat dan kreatif dalam memunculkan ide maupun gagasan untuk negeri yang lebih baik. Akhirnya Quarter Life Crisis dapat dicegah sebab memiliki tubuh yang sehat, jiwa yang kuat, dan lingkungan yang nyaman.

Mari kita bersama-sama menerapkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Wujudkan Indonesia Sehat khususnya bagi generasi penerus bangsa, generasi muda Indonesia, yang tidak hanya kreatif namun juga sehat lahir dan batin. 

Laboratory Hacks Ala Safira

Hai teman-teman!
Alhamdulillah akhirnya nulis lagi setelah sekian lama gak sempat nulis blog.
Oh iyaa, minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin, selamat idul fitri 1440 H kawan!

Postingan yang lalu saya sempat menulis tentang tips dan trik nge-lab bakteri ala safira, nah kali ini saya punya trik lain buat teman-teman yang sedang penelitian di laboratorium terutama yang berhubungan dengan mikrobiologi. 

Teman-teman pernah tidak merasa bingung karena keterbatasan alat yang dapat dipinjam di laboratorium kampus, mau beli tapi alat lab terlalu mahal, sedangkan sampel-sampel yang harus diujikan banyak banget. Berikut beberapa trik laboratorium yang pernah saya lakukan agar penelitian berjalan lancar (dan supaya cepat lulus juga yaaa)

Mengganti Gelas Ukur dengan Suntik Disposable Syringe
Kawan jangan khawatir kalau tidak ada gelas ukur di laboratorium. Gelas ukur biasanya dipergunakan untuk menakar cairan yang akan dicampurkan dengan cairan lainnya. Gelas ukur biasanya terbuat dari kaca pyrex yang harganya lumayan mahal. Oleh karena itu kita bisa mengganti gelas ukur dengan suntik disposable syringe. Kelebihan menggunakan suntuk disposable syringe, selain sekali pakai, juga memiliki tingkat ketelitian yang tidak kalah dengan gelas ukur, juga dapat menjaga agar sample tetap steril.

Mengganti Tabung Reaksi dengan Botol Vial Film
Apabila teman-teman memiliki banyak sampel yang harus dikerjakan, contohnya seperti harus melakukan pengenceran 10 sampel cairan dengan pangkat 9 pengenceran, pastinya teman-teman membutuhkan lebih dari 50 tabung reaksi. Tabung reaksi bisa diganti dengan botol vial film yang terbuat dari plastik dan harganya murah. Jangan khawatir, vial film bisa disterilisasi dengan autoklaf (tidak meleleh). 

Menghitung Koloni Bakteri dengan Manual Hand Counter
Khusus buat teman-teman yang melakukan penelitian tentang bakteri sementara tidak ada colony counter di laboratorium, maka teman-teman bisa menggunakan manual hand counter. Manual hand counter membantu teman-teman untuk menghitung koloni bakteri dengan cara menekan tombol berulang kali. 

Melakukan Metode Spread Plate dengan Bantuan Kapas Steril
Nah teman-teman yang melakukan penelitian bakteri pun juga pasti tau dong apa itu spread plate? Biasa metode ini dilakukan dengan menuangkan cairan diatas media padat lalu diratakan dengan stik L. Namun seringkali cairan yang diratakan dengan stik L kurang "kesat" sehingga kontaminasi tumbuh disekitar media. Langkah spread plate dapat dilakukan dengan cara berbeda yakni dengan menggunakan kapas steril lalu dicelupkan ke dalam suspensi bakteri (sekedar basah) lalu dioleskan diatas media padat secara merata. 

Menyemprotkan Alkohol 90% di LAFC yang Rusak
LAFC mempunyai 2 komponen penting yang berfungsi untuk sterilisasi kabinetnya yaitu blower dan sinar UV. Apabila salah satunya rusak maka teman-teman bisa menyemprotkan alkohol 90% sesering mungkin saat melakukan penanaman atau kegiatan in vitro di dalam LAFC.

Yap sekian dulu trik laboratoriumnya ya. Tetap semangat kerja di laboratorium, dan buat kamu yang sedang mengerjakan penelitian di lab, semoga cepat tuntas dan mendapatkan data yang bagus. Terimakasih, wassalamualaikum!