Hakuna Matata

Me again! Seperti yang kamu tau, kita belajar bukan cuma dari buku atau pada lembaga formal saja kan? Setiap hari adalah belajar, setiap waktu yang kita jalani menghasilkan pengalaman yang bila kita "peka", kita dapat melihatnya sebagai pelajaran yang sangat berharga. Well, pelajaran yang aku dapatkan belakangan ini adalah soal mind control alias mengontrol pikiran kamu sendiri.

Banyak curhatan yang datang ke aku yang sebagian besar mereka worry tentang hal yang belum terjadi. Baik itu tentang ujian sekolah yang mereka jalani seminggu lagi, tentang masalah keluarga yang sangat rumit dan tentunya masalah menerka-nerka si dia yang tidak kunjung peka. Semua itu wajar, memikirkan hal yang akan terjadi sebagai antisipasi hal yang tidak diinginkan. Aku sendiri juga sering terlalu overthinking, memikirkan detail masalah yang bahkan belum terjadi. Tapi ternyata ini berdampak sangat buruk bagi kita sendiri. Memikirkan terlalu dalam hal yang belum terjadi yang tidak kita inginkan malah membuat kita tersugesti dan terdorong untuk melakukan kekacauan tersebut. 

Contohnya saja ketika kita menjalani ujian dan kita terus merasa kita tidak cukup baik untuk mengerjakan sendiri ujian tersebut. Hal tersebut malah akan membuat diri kamu sendiri menyerah dan tidak lagi berusaha untuk belajar. Lalu kamu bisa menebak apa hal yang terjadi berikutnya kan? Keesokan harinya kamu hanya menyontek jawaban teman dengan panik. Pikiran-pikiran buruk tersebut tidak hanya berpengaruh saat kamu menjalani ujian saja, namun juga dapat menurunkan prestasi kamu dalam bidang apa pun karena kamu menganggap tidak bisa melakukan dan mencapai apa yang kamu inginkan, akibatnya daya juang yang kamu punya sangat rendah. Apa sebutan untuk orang berdaya juang rendah? P e c u n d a n g.

Siapa yang mau sih jadi pecundang? Lalu kenapa kita harus berpikiran minder atau negative thinking sebelum melakukan sesuatu? Mulailah berpikiran positif. Bagaimana sih cara berpikir positif? 
1. Berusaha sekuat tenaga
2. Sabar sampai usahamu "terjawab"
3. Ikhlas pada apa yang sudah kamu usahakan
Setiap hari adalah tantangan bagi semua orang. Berusahalah dengan cara persiapkan semua dengan sebaik-baiknya, lalu ketika menjalaninya sabarlah seberapa pun susahnya, dan ikhlas menerima hasil yang telah kamu usahakan tadi. Kalau kamu berpikiran negatif sebelum menjalaninya, bagaimana kamu akan menang setiap hari?


Be Brave!

"Be brave Professor, be brave like my mother, otherwise you disgrace her, otherwise she died for nothing, otherwise the bowl will remain empty, forever" -Harry Potter and the Half Blood Prince.

Berani. Bukan hanya perkara kamu "speak up" dimuka umum, bukan hanya tentang kamu melawan dia yang menginjakmu, bukan cuma berlari ditengah keramaian dengan bertelanjang dada. Berani, lebih kepada membuka diri dan mengetahui ketakutan yang ada pada diri kita.

Semua orang punya ketakutan masing-masing. Ketakutan yang paling mendalam, seperti takut mengecewakan orang lain, merasa selalu sendiri dan tidak ada yang peduli, takut ditolak oleh masyarakat, takut menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu indah seperti dongeng, takut merelakan yang lebih baik direlakan, dan ketakutan lain yang menyita waktu dan perhatian kamu berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Rasanya tidak mampu bangkit. Rasanya semua terhenti. Hanya dengan satu kegagalan yang kita dambakan keberhasilannya kita dapat begitu terpuruknya dan seperti terperangkap dalam suatu penjara tanpa jendela. 

Kegagalan dalam hidup seperti gagal mempertahankan suatu hubungan, gagal mencapai sesuatu yang kita sangat idamkan seperti cita-cita, atau gagal membahagiakan orang tua dan guru-guru, sebenarnya adalah hal yang sangat wajar. Naif bila orang bilang "ayolah move on aja kok repot sih?", tapi kenyataannya itulah yang harus dilakukan. Mengambil langkah yang "berani" adalah langkah awal untuk move on atau melanjutkan hidup. Berani menerima kenyataan, berani menerima kegagalan, berani menerima sakit hati, lalu berikutnya berani menyusun rencana, berani untuk berdisiplin, berani untuk memperbaiki kesalahan, berani untuk memulai langkah yang baru. 

Berani juga pendorong bagi pikiran kita untuk membayangkan hal-hal positif dan tak jarang menimbulkan ide-ide baru yang membuat kita semakin sukses. Bagaimana caranya untuk berani? Keluar dari zona nyaman kamu. Awalnya aku sendiri belum terlalu mengerti apa itu "zona nyaman". Zona nyaman seseorang berbeda-beda, tapi akarnya sama, yaitu m a l a s. Yap, malas! Kita nyaman karena kita malas untuk berubah kan? Contohnya saja, ketika kita nyaman dan asyik tidur-tiduran, hal itu membuat kita nyaman karena kita malas bergerak. Begitu juga dengan berani, untuk menjadi pemberani kamu hanya perlu tidak malas atau berdisiplin pada segala yang kamu lakukan. Di artikel sebelumnya sudah disinggung tentang bagaimana orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Dengan keberanian yang dimulai dari disiplin, kita dapat memiliki peluang yang sama suksesnya dengan orang yang memilki kemampuan lebih bahkan superior dari kita. Bukan masalah bakat apa yang kita punya, tapi pilihan apa yang kita ambil pada bakat kita bukan? Kita memilih berani mengeksplor diri atau memilih hanya pada zona nyaman saja? 

Jadi:
Bila kamu sedang sakit hati sekarang, beranilah menerima kenyataan, hapus airmata, lalu buatlah rencana-rencana indah untuk move on.
Bila kamu sedang kecewa karena gagal pada studi, beranilah menerima kesalahan, tegakkan badanmu, lalu mulailah disiplin untuk move on.
Bila kamu sedang ketakutan akan apa yang terjadi dimasa depan, beranilah bermimpi lebih tinggi dan indah, lalu segeralah bertindak supaya mimpimu tercapai.

You are Spesial

Kamu tidak harus menjadi lebih baik dari orang lain. 

Eh tunggu deh, memangnya kenapa? Bukannya kalau kita mau menang kita harus lebih baik dari orang lain? Bukannya kalau kita mau ranking kita harus lebih pintar dari semua teman kita dikelas? Bukannya kalau kita mau lulus SBMPTN kita harus bisa lebih menguasai pelajaran yang diujikan dari pada siswa sekolah lain? Bukannya kalau kita mau menang lomba renang kita harus bisa menahan nafas lebih dari peserta lain? 

Sebagaimana kamu tau, didunia tidak ada satu spesies pun yang sama persis diciptakan oleh Tuhan. Dengan kemampuan dan keragaman fisik yang berbeda akhirnya menentukan kita pada peranan yang berbeda pula. Mengapa orang di Afrika berkulit hitam? Itu membantu agar ketahanan fisiknya terhadap sinar matahari lebih kuat dibanding orang kulit putih apalagi albino. Mengapa penyandang tuna netra memiliki indera penciuman dan pendengaran yang lebih tajam? Karena membantunya untuk merasakan atau merespon apa yang seharusnya dilakukan semisal ada sesuatu yang membahayakan dan lain-lain. Jadi dari contoh tersebut, Tuhan sudah menciptakan kita kelebihan dan kekurangan tanpa ada ketidakadilan sedikit pun. Kita sudah memiliki "alat" yang dibawa sedari lahir menuju kesuksesan kita masing-masing. 

Jadi, apa hubungannya dengan kalimat pertama yang aku maksud? Well, sampai kapan kamu akan terus berusaha lebih baik dari orang lain? Sementara kamu dan orang lain diciptakan dengan "takaran" yang berbeda-beda kan? Sementara diatas orang pintar masih ada orang yang cerdas lalu masih ada orang yang jenius lalu masih ada orang yang brilian? Dan definisi pintar, cerdas serta jenius akan bertambah setiap harinya karena kamu terus menerus ingin lebih pintar dari orang lain. Atau, kamu ingin lebih cantik dari orang lain? Kamu ingin memperbaiki hidungmu yang terlihat tidak simetris atau menambah sedikit "isi" pada pinggulmu agar lebih terlihat menarik? Sampai kapan penjelasan cantikmu akan terpenuhi bila kamu ingin lebih dan lebih cantik lagi?

Bersyukur. 
Jika kamu tidak cantik seperti model-model ibu kota, setidaknya cobalah merawat dan membersihkan diri.
Jika kamu pintar namun tidak secerdas temanmu, setidaknya cobalah tetap belajar dan kuasai 1 materi saja.
Jika kamu kurang lihai berbicara didepan umum, setidaknya cobalah bergaul dan tetap berlatih bicara lugas.
Jika kamu tidak sekuat lawan atletmu, setidaknya cobalah tetap gigih berlari dan memanaskan ototmu.

Diatas langit masih ada langit. Kamu hanya perlu menjadi yang terbaik atas dirimu sendiri, bukan yang lebih baik dari orang lain. Jangan sekali-kali membandingkan apa yang mampu dilakukan orang lain dengan apa yang mampu dilakukan dirimu sendiri. Musuh terbesar kamu adalah dirimu sendiri, bukan orang lain. Menjadi sebaik-baiknya dirimu adalah hadiah dari Tuhan untuk mencapai apa yang kita inginkan. Jangan menyerah, karena dengan sabar dan tetap berlaku baik, ada hadiah yang menanti. Jangan cepat puas, karena sabar bukan hanya pada sakit atau letih, tapi bagaimana mempertahankan kemenangan tanpa terlihat arogan dimata orang lain juga Tuhan. Memang tidak mudah, tapi begitu caranya. Karena kamu sempurna sebab ketidaksempurnaanmu. Karena kamu spesial, kamu tidak perlu melihat kelebihan yang mereka miliki.