Be Brave!

"Be brave Professor, be brave like my mother, otherwise you disgrace her, otherwise she died for nothing, otherwise the bowl will remain empty, forever" -Harry Potter and the Half Blood Prince.

Berani. Bukan hanya perkara kamu "speak up" dimuka umum, bukan hanya tentang kamu melawan dia yang menginjakmu, bukan cuma berlari ditengah keramaian dengan bertelanjang dada. Berani, lebih kepada membuka diri dan mengetahui ketakutan yang ada pada diri kita.

Semua orang punya ketakutan masing-masing. Ketakutan yang paling mendalam, seperti takut mengecewakan orang lain, merasa selalu sendiri dan tidak ada yang peduli, takut ditolak oleh masyarakat, takut menerima kenyataan bahwa hidup tidak selalu indah seperti dongeng, takut merelakan yang lebih baik direlakan, dan ketakutan lain yang menyita waktu dan perhatian kamu berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Rasanya tidak mampu bangkit. Rasanya semua terhenti. Hanya dengan satu kegagalan yang kita dambakan keberhasilannya kita dapat begitu terpuruknya dan seperti terperangkap dalam suatu penjara tanpa jendela. 

Kegagalan dalam hidup seperti gagal mempertahankan suatu hubungan, gagal mencapai sesuatu yang kita sangat idamkan seperti cita-cita, atau gagal membahagiakan orang tua dan guru-guru, sebenarnya adalah hal yang sangat wajar. Naif bila orang bilang "ayolah move on aja kok repot sih?", tapi kenyataannya itulah yang harus dilakukan. Mengambil langkah yang "berani" adalah langkah awal untuk move on atau melanjutkan hidup. Berani menerima kenyataan, berani menerima kegagalan, berani menerima sakit hati, lalu berikutnya berani menyusun rencana, berani untuk berdisiplin, berani untuk memperbaiki kesalahan, berani untuk memulai langkah yang baru. 

Berani juga pendorong bagi pikiran kita untuk membayangkan hal-hal positif dan tak jarang menimbulkan ide-ide baru yang membuat kita semakin sukses. Bagaimana caranya untuk berani? Keluar dari zona nyaman kamu. Awalnya aku sendiri belum terlalu mengerti apa itu "zona nyaman". Zona nyaman seseorang berbeda-beda, tapi akarnya sama, yaitu m a l a s. Yap, malas! Kita nyaman karena kita malas untuk berubah kan? Contohnya saja, ketika kita nyaman dan asyik tidur-tiduran, hal itu membuat kita nyaman karena kita malas bergerak. Begitu juga dengan berani, untuk menjadi pemberani kamu hanya perlu tidak malas atau berdisiplin pada segala yang kamu lakukan. Di artikel sebelumnya sudah disinggung tentang bagaimana orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda-beda. Dengan keberanian yang dimulai dari disiplin, kita dapat memiliki peluang yang sama suksesnya dengan orang yang memilki kemampuan lebih bahkan superior dari kita. Bukan masalah bakat apa yang kita punya, tapi pilihan apa yang kita ambil pada bakat kita bukan? Kita memilih berani mengeksplor diri atau memilih hanya pada zona nyaman saja? 

Jadi:
Bila kamu sedang sakit hati sekarang, beranilah menerima kenyataan, hapus airmata, lalu buatlah rencana-rencana indah untuk move on.
Bila kamu sedang kecewa karena gagal pada studi, beranilah menerima kesalahan, tegakkan badanmu, lalu mulailah disiplin untuk move on.
Bila kamu sedang ketakutan akan apa yang terjadi dimasa depan, beranilah bermimpi lebih tinggi dan indah, lalu segeralah bertindak supaya mimpimu tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar